Mengapa Kacer yang Berpindah Lokasi Berubah Performanya Meski Rawatannya Tidak Berubah?
Rabu, 26 Juli 2017
Edit
Mengapa Kacer yang Berpindah Lokasi Berubah Performanya Meski Rawatannya Tidak Berubah?
– Jika pada posting sebelumnya sudah pernah kita bahas tentang kacer yang berubah performa ketika pindah tangan, pada posting ini kita akan membicarakan topik yang hampir sama
yaitu fenomena kacer yang Berubah
Performanya Meski Rawatannya Tidak Berubah. Mari kita kupas misteri ini secara
seksama.
Mengapa Kacer yang Berpindah Lokasi Berubah Performanya?
Dalam kasus ini biasanya burung akan brubah
dalam hitungan bulan, bahkan dalam hitungan minggu. Faktor penyebab utama
fenomena ini terjadi tetaplah suhu dan cuaca yang berbeda. Biasanya dalam kasus
ini penurunan kinerja burung tidak langsung drop, melainkan sedikit demi
sedikit. Contoh kasus, saya membeli burung dari jawa dengan setingan JK 5/5, mandi
tiap hari, kroto 2 hari sekali, dan jemur 1jam. Lalu ketika burung tersebut saya
over ke samarinda Kalimantan Timur yang seperti hampir tidak memiliki pakem musim
yang pasti (siang panas lalu tiba-tiba hujan), apakah setting rawatan dari jawa
akan berlaku di kalimantan?
Saya yakin, setting rawatan di atas
hanya bisa bertahan dalam hitungan bulan saja, atau bahkan cuma minggu jika
pakem rawatan tersebut diterapkan di kalimantan. Menurunnya metabolisme burung
itu tidak langsung drop, melainkan sedikit demi sdikit. Contoh minggu pertama
di kalimantan burung masih kerja dan juara, lihat minggu berikutnya pasti ada
penurunan kinerja dan begitu seterusnya sampai bobrok total burung tersebut.
Trus, beitu juga sebaliknya. Jika
burung yang berasal dari daerah yang lebih dingin dengan settingan JK 3/3, mandi
2 hari sekali, dan jemur 2jam lalu pindah ke tempat yang suhu cuacanya lebih
panas, apakah setting di tempat asalnya itu berlaku di tempat yang baru?
Jawabannya jelas tidak. Naiknya suhu cuaca pasti berpengaruh besar terhadap
metabolisme burung.
Jadi kesimpulanya, jika burung yang
berasal dari daerah panas pindah ke daerah yang lebih dingin, maka EF harus dipangkas
dari setting aslinya dan mandi dikurangi 50% dari setting awalnya. Maka otomatis
metabolism akan bisa singkron. Begitupula sebaliknya jika kacer yang berasal
dari daerah yang lebih dingin pindah ke daerah yang lebih panas, justru JK
harus dinaikkan 30% dan durasi mandi ditambh 50% maka kita boleh berharap bahwa
kondisi burung tersebut akan singkron.
Maka dari itu saya mencoba selalu
menekankan bahwa rawatan itu fleksible. Harus disesuaikan dengan suhu cuaca dan
sikon burung tersebut, semisal rawatan pancaroba, rawatan untuk yang berprofesi sebagai karyawan, dll Karena sejatinya penyakit burung kacer itu
memang bermacam-macam tapi biasanya penyebabnya hanyalah karena menurunya atau
naiknya metabolisme pada burung tersebut. Di sinilah titik dimana kita harus
benar-benar paham bahwa settingan kacer itu fleksible.
![]() |
Mengapa Kacer yang Berpindah Lokasi Berubah Performanya |
Maaf saya tidak bermaksud takabur, ini
hanya kisah nyata yang saya harap bisa diambil hikmahnya. Saya dalam beberapa
kesempatan pernah mengirim burung ke daerah Kalimantan yang menurut cerita beberapa
KM jika burung dari tempat lain dikirim ke daerah itu, kemungkinan besar burung
tersebut pasti rusak. Tapi alhamdulilah, belum pernah mitos itu terjadi pada
saya karena saya tidak menyamakan rawatan burung di sana dengan rawatan awal
burung di tempat saya. Lalu, bagaimanakah jika perpindahannya dalam satu kota yang sama? Adakah perubahan yang juga harus kita lakukan?
Perubahan Performa Burung meskipun Pindah Tangan dalam Satu Kota
Perubahan performa burung juga bisa
terjadi ketika burung pindah tangan ke pemilik baru padahal masih satu kota. Contoh
kasusu, kemarin sempat ada yang telepon saya tentang masalah ini dia tidak
merubah dari segi mandi dan penjemuran tapi burungnya berubah performanya 180°.
Dalam kasus ini menurut pengamatan saya yang salah adalah dari penempatan si
burung. Di pemilik lama, burung selalu ditempatkan di bawah atap asbes yang
tentunya akan menimbulkan hawa panas. Sementara ketika sudah di tangan pemilik
baru, burung ditempatkan di bawah atap genteng. Ini masalah serius, seharusnya jika
kita tidak memunyai atap asbes berarti kita harus melakukan penyesuaian dari
segi pemberian extra fooding. Pemberian EF nya harus dirubah, contoh yang
tadinya memakai jangkrik 5/5 harus dirubah menjadi 3/3, durasi penjemuran
ditambah, dan mandi dikurangi maka akan ketemu seperti perawatan pemilik
sebelumnya.
Ada lagi contoh kasus lain. Dari pemilik sebelumnya, burung ditempatkan di ruangan biasa sementara setelah pindah ke pemilik baru burung ditempatkan di ruangan ber-ac. Sobat KM ini adalah tindakan yang sangat fatal akibatnya. Jadi intinya, kita sebagai perawat burung harus benar-benar jeli dan peka jika kita akan men take over burung-burung yang sudah mapan, tidak hanya jumlah EF saja yang di perhatikan. Karena yang namanya seekor unggas sangat sensitive sekali dengan perubahan suhu udara yang ada di sekitarnya. Menurunnya suhu udara akan berpengaruh terhadap metabolisme tubuhnya. Jadi, bukan hanya sotang setting saja yang ada di benak kita. Faktor lingkungan juga harus kita perhatikan.
Ada lagi contoh kasus lain. Dari pemilik sebelumnya, burung ditempatkan di ruangan biasa sementara setelah pindah ke pemilik baru burung ditempatkan di ruangan ber-ac. Sobat KM ini adalah tindakan yang sangat fatal akibatnya. Jadi intinya, kita sebagai perawat burung harus benar-benar jeli dan peka jika kita akan men take over burung-burung yang sudah mapan, tidak hanya jumlah EF saja yang di perhatikan. Karena yang namanya seekor unggas sangat sensitive sekali dengan perubahan suhu udara yang ada di sekitarnya. Menurunnya suhu udara akan berpengaruh terhadap metabolisme tubuhnya. Jadi, bukan hanya sotang setting saja yang ada di benak kita. Faktor lingkungan juga harus kita perhatikan.
Di tempat yang cuacanya awalnya panas terik tiba-tiba hujan, kita harus pandai-pandai menyesuaikan rawatan. Di pemilik lama burung ditempatkan di lingkungan panas, sementara tempat kita lingkungannya dingin, kita juga harus peka melakukan adaptasi rawatannya. Bukan panasnya yang kita pertimbangkan tetapi perubahan dinginnya yang perlu disikapi. Itulah kuncinya, jika ingin membuat kinerja burung tetap maksimal meskipun dikirim ke daerah yang memiliki cuaca sangat berbeda. IBI BK